Kekuatan Senyuman Dalam Kepemimpinan
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Senin, 17 November 2014 . in Dosen . 2784 views

Tidak sedikit orang mengabaikan betapa pentingnya senyuman. Sekedar tersenyum, apalagi hal itu diberikan oleh seorang pimpinan kepada anak buahnya akan membuahkan rasa gembira, simpatik, dan bahkan juga semangat kerja. Senyuman itu tidak mahal dan juga tidak sulit, namun demikian ternyata tidak semua pemimpin sanggup melakukannya.

Ada saja pemimpin ketika datang di kantor, bukannya tersenyum tetapi justru melakukan hal sebaliknya. Selain berwajah muram, dan cemberut, menganggapnya bahwa semua hal yang dilihat masih kurang, dinilai tidak beres, dan bahkan melemparkan kesalahan kepada siapa saja yang ada di tempat itu. Pemimpin itu beranggapan, tatkala menunjukkan wajah yang kurang simpatik itu menjadikan karyawannya takut, dan akhirnya mau bekerja lebih keras lagi.

Anggapan itu bisa jadi ada benarnya. Akan tetapi dengan suasana tegang dan perasaan takut justru akan mengakibatkan mereka stress. Para stafnya akan bekerja atas dasar rasa takut. Padahal siapapun yang sedang mengalami ketakutan tidak akan mampu mengekspresikan semua kemampuannya. Seseorang akan bisa bekerja maksimal manakala ada suasana bebas, rileks, dan menyenangkan.

Hal berbeda tatkala pimpinan datang di kantor dengan senyum, maka para anak buahnya juga akan menyambut dengan senyuman pula, sehingga pertemuan itu menjadi rileks, semua bergembira, dan akhirnya akan meningkatkan semangat kerja. Hubungan antara atasan dan bawahan bukan terasa diikat oleh birokrasi yang kaku, serba formal, terasa angker dan menakutkan. Sebaliknya, kantor terasa sejuk dan menggembirakan.

Manakala keadaan kantor yang menyenangkan itu berhasil dikembangkan, maka semua staf, bukannya takut dan tertekan jiwanya hanya oleh perilaku pimpinannya, melainkan sebaliknya, justru kehadirannya ditunggu-tunggu. Keberadaan pimpinan akan membuat suasana menyenangkan, melahirkan rasa aman, dan bahkan memberikan harapan bagi semuanya.

Tetapi sayangnya, ternyata tidak semua orang, termasuk para pemimpin, memiliki kemampuan 'murah senyum' kepada para anak buahnya. Mereka tidak tahu atau kurang menyadari makna senyuman bagi semua orang, termasuk mereka yang berada di kantornya. Dianggapnya, senyuman sebagai sesuatu yang sederhana atau sepele. Padahal manakala senyuman itu diberikan secara tepat akan menjadi kekuatan penggerak orang lain yang luar biasa besarnya.

Dengan senyuman pimpinan, maka orang-orang yang bekerja di tempat itu akan menjadi gembira, merasa dihormati, dihargai, diorangkan, dan seolah-olah diberi sesuatu yang tidak ternilai harganya. Dengan senyuman orang merasa diperhatikan dan diberi kasih sayang. Dan dengan senyuman pula, seseorang merasa dibutuhkan dan juga diapresiasi keberadaannya.

Memang harus diakui bahwa ada senyuman yang kurang produktif dan bahkan merusak suasana. Terhadap orang yang tidak berprestasi, kemudian diberi senyuman yang tidak sewajarnya, maka yang bersangkutan akan menjadi tersinggung perasaannya. Maka, segala sesuatu harus dibuat wajar dan atau tidak berlebih-lebihan. Namun demikian, jika memberi senyum saja tidak mau, maka akan mempengaruhi suasana kerja. Anak buah menjadi tertekan, dan akhirnya kerja mereka akan asal-asalan hingga hasilnya tidak maksimal.

Pada saat sekarang ini, bangsa Indonesia telah memiliki presiden dan wakil presiden baru. Keduanya dipilih oleh mayoritas rakyatnya. Dan kebetulan, kedua pemimpin bangsa ini barasal dari kalangan sipil atau bukan militer. Mestinya, sekedar tersenyum saja tidak sulit. Manakala presiden, wakil presiden, kemudian diikuti oleh semua pejabat dan apalagi juga rakyatnya bisa tersenyum barsama-sama, maka bangsa ini akan maju. Sebab tersenyum itu pertanda bersyukur, dan siapa saja yang mampu mensyukuri nikmat Allah akan ditambah lagi nikmat itu. Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up